Sabtu, 26 Maret 2011

pengambilan sampel

Mumpung sedang hangat soal pemeriksaan lab, sekalian ya saya tuliskan lagi
(tulis ulang juga dari milis sehat).

Sering muncul pertanyaan: kok ambil darahnya lain-lain, ada yang di jari,
ada yang di lengan, kan sakit buat anak-anak.

Begini ceritanya.

Penentuan posisi

darah, terutama ditentukan oleh jenis
pemeriksaan yang akan dilakukan. Pertimbangan untuk sesedikit mungkin
menimbulkan trauma tentu tetap penting.

Pengambilan melalui ujung jari, disebut "darah kapiler". Sedangkan
pengambilan di siku-dalam disebut "darah vena". Selain siku-dalam, bisa juga
di tempat lalin, hanya siku-dalam lebih disukai karena lebih menguntungkan.

Darah kapiler bisa dipakai untuk tujuan pemeriksaan hematologi (darah) rutin
: penyaring dasar anemia (Hb, sel darah merah, hematokrit), penghitungan sel
darah, golongan darah. Memang ada kekurangan, tapi dianggap bisa diabaikan
untuk hematologi rutin ini.

Bagaimana dengan tes gula darah yang hanya pakai tetesan itu? Ini bagian
dari konsep PoCT (Point of Care Test). Pengukuran kadar gula darah dengan
darah vena itu disebut wet-chemistry sedang yang kita lihat portable
itu "dry-chemistry".

Apa boleh dipakai? Dipakai boleh, dijadingan pegangan jangan. Artinya,
pemakaian di rumah secara berkala silakan, tetapi cross-check tetap harus ke
laboratorium. Faktor "kondisi darah" maupun teknik pemeriksaan dengan
dry-chemistry sangat mempengaruhi hasil. Karena itu, secara berkala 1 minggu
sekali periksa di rumah silakan, tetapi pemeriksaan rutin tetap ke
laboratorium.

Sedangkan untuk keperluan pemeriksaan yang lebih lengkap, perlu darah vena :
penyaringan anemia spesifik (misalnya menyaring anemia defisiensi zat besi),
untuk gambaran darah tepi (blood-smear), maupun untuk keperluan pemeriksaan
kimiawi darah (kadar bilirubin, kadar gula, kadar lemak, kadar protein,
elektrolit darah, dsb).

Soal cara pengambilan sampel, kalau dilihat dari sisi pemeriksaan saja,
tentu darah vena lebih baik. Tetapi dari sisi kenyamanan, tentu kalau masih
bisa dengan darah kapiler, akan lebih nyaman bagi pasien.

Ilmu pengambilan darah ini disebut phlebotomy (sebenarnya lebih luas
daripada sekedar pengambilan sampel darah atau pengambilan darah di PMI, ini
sederhananya saja). Ada perangkat persyaratan dan pelatihan standar untuk
menjalankan tugas sebagai phlebotomist.

Sebagaimana terjadi di kalangan profesi perawat, dulunya para petugas
pengambil sampel darah ini juga hanya berdasarkan pengalaman lapangan
bertahun-tahun. Tetapi sekarang sudah ada standarissasi dan masuk dalam
parameter baku-mutu laboratorium.

Pegangan nomor 1 seorang phlebotomis adalah : YAKIN. Menentukan lokasi
pengambilan, lokasi pembuluh darah, ciri-ciri pasien seperti apa yang
kemungkinan ada hambatan, yang ada risiko pembekuannya lambat, ada ilmunya.
Begitu seorang phlebotomis tidak yakin, maka dia harus langsung mundur dan
digantikan yang lain. Begitu juga, kalau 2 kali mencoba gagal, akan
digantikan yang lain.

Beberapa ciri yang lebih mungkin ada hambatan pengambilan :
1. Anak gemuk,sehingga tidak mudah menentukan lokasi pembuluh darah
2. Anak dengan pembuluh darah kecil, biasanya anak perempuan lebih kecil
ukurannya, sehingga lebih sulit diambil.
3. Anak dengan pola posisi pembuluh darah yang berbeda. Meski ada pola umum,
ada pula yang polanya berbeda, sehingga phlebotomis harus mencari lebih
lama.

Harap dipahami, tidak pula rasional kalau kita lantas mudah memarahi mereka.
Membuat phlebotomis gelisah karena kita marah, hanya akan memperbesar risiko
kegagalan mereka menjalankan tugas. Yang lebih rasional :

1. Pastikan petugas phlebotomis sudah tahu persis dan mengecek identitas
anak kita. Jangan sampai terjadi salah identitas. Pengalaman akhir-akhir ini
makin banyak kesamaan nama yang "indah-indah". Juga - maaf bukan bermaksud
SARA - yang menggunakan nama Tionghoa/Suku tertentu, perlu sekali dipastikan
karena tidak semua petugas memahami konsep "family-name" sehingga bisa
terjadi keliru. Lebih baik kita ikut susah-payah sedikit memastikan hal ini,
karena bisa terjadi kesalahan yang murni tanpa kesengajaan petugas, selain
karena benar-benar tidak tahu.

2. Kalau anak kita pernah diambil sampel darahnya, sampaikan pengalaman itu.
Apakah saat itu ada hambatan, di lengan yang mana, kapan terakhir diambil,
bagaimana reaksi setelah diambil. Ini sangat berguna bagi phlebotomis.

3. Tanyakan "berapa banyak yang akan diambil, cukup sekali dengan satu alat,
atau harus dua kali?" (untuk pemeriksaan tertentu, memang harus ada beda
perlakuan sampel darah, sehingga bisa saja diambil secara terpisah).

4. Setelah itu tanyakan "menurut Anda anak saya ini akan sulit atau tidak
diambil sampel darahnya?"

Prosedur pengecekan identitas, pertanyaan rentang riwayat pengambilan sampel
sebelumnya, penjelasan tentang berapa volume darah dan teknik yang akan
diambil, sudah menjadi prosedur baku untuk dijelaskan. Dengan kita aktif
bertanya dan menjelaskan, akan makin kecil risiko adanya data yang
terlewatkan.

Pertanyaan dari pasien juga akan memberi kesempatan kepada dua pihak untuk
saling mengukur keyakinan diri. Kalau nanti si petugas menyatakan sulit,
baru kita teruskan "Anda yakin mengambil sampel darah anak saya?". Dengan
tahapan seperti ini, si petugas tidak akan mengedepankan emosi - yang tentu
saja sebenarnya tidak diperbolehkan apapun alasannya.

Begitu juga kalau memang si petugas yakin, beri dia dukungan agar makin
yakin. Kalau berhasil dengan mulus, sampaikan terima kasih.

Kalaupun kemudian memang gagal, sampaikan "apa tidak sebaiknya Anda minta
diganti yang lain agar lebih yakin?". Dengan langkah-langkah seperti ini,
bisa terhindarkan kekakuan hubungan yang tidak diperlukan.

Sekarang, alat pengambilan sampel darah sudah makin maju, tidak lagi
menggunakan tabung suntik seperti dulu. Ada tabung khusus yang bersifat
"vacuum" (bertekanan negatif) sehingga rasa sakit lebih ringan sekaligus
memperkecil risiko darah-beku saat baru saja diambil. Tetapi, ada saatnya
pula pengambilan tetap menggunakan jarum biasa, karena keperluan pemeriksaan
tertentu (karena ada beda perlakuan terhadap sampel darah, tidak sama dengan
sampel darah untuk pemeriksaan darah secara umum).

Pengambilan sampel darah relatif lebih sulit pada bayi, yang makin muda.
Perlu teknik tinggi dan pengalaman lapangan lama. Tempatnya sering harus
mencari-cari yang paling memungkinkan. Paling disukai tetap di siku-dalam,
tetapi bisa juga di kaki.

Kalau anak kita dirawat di RS, ada lagi prosedur pengambilan darah yang
memang secara teknis lebih sulit, yaitu untuk pemeriksaan Blood-Gas Analysis
(BGA : analisa gas darah). Yang diperlukan adalah "darah arteri" bukan darah
vena. Biasanya diambil dari arteri femoralis (di bagian pangkal paha). Warna
darahnya(lebih cerah) beda dengan darah vena (lebih gelap). Setelah diambil
sesegera mungkin dihindari dari kontak dengan udara dan diperiksa
secepat-cepatnya.

Memang, sekolah phlebotomis "hanya" bisa mengajarkan ilmu, teori, latihan
pada manequin dan sedikit latihan pada pasien. Keterampilan hanya bisa
diperoleh dari pengalaman.

Ada kemungkinan pengambilan sampel darah pada Anda atau anak Anda tidak bisa
sekali berhasil. Namun, dari pengalaman seperti itulah phlebotomis akan
makin terampil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar