Sabtu, 26 Maret 2011

tugas diskusi kimia air



PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan senyawa yg mempunyai rumus molekul H2O. Dalam molekul tsb. Atom Oksigen berikatan dgn 2 atom Hidrogen dgn ikatan kovalen.
Kebutuhan akan air didunia dewasa ini terus meningkat. Padahal penyediaan air dari aliran sungai makin lama makin berkurang sebab kemampuan hutan dan tanah untuk menahan air hujan semakian berkurang pula. Sementara kuantitas air dari aliran sungai di daratan terus berkurang, kualitas air di daratan maupun didaratan menunjukkan kecenderungan untuk turun. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan turunnya kualitas dan kuantitas air tersebut adalah :
1. Terjadinya banjir dan kekeringan.
2. Kegiatan indstri dan pertambangan.
3. Intensifikasi pertanian.
Dengan menurunnya kualitas dan kuantitas pada lingkungan perairan dapat dikatakan bahwa lingkungan perairan mengalami kerusakan atau disebut pencemaran. Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP-02/MENKLH/I/1988 tentang penetapan baku mutu lingkungan adalah: masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi dengan peruntukannya (pasal 1). Sedangkan dalam pasal 2 disebutkan, air pada sumber air menurut kegunaan/ peruntukannya digolongkan menjadi:
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
3. Golongan C, yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik Negara
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia.
Pemeriksaan senyawa organik pada contoh air yang di lakukan dengan cara pemanasan,zat organik pada dasarnya terdiri dari unsure karbon yang dapat di pisah-pisahkan
Air sebagai keperluan minum batas zat organik yang di perbolehkan yang di ukur banyaknya dalam mg/liter KmNo4 yang di perlukan untuk mengoksidasi zat contoh dengan pemanasan kurang lebih 10 menit
Kelebihan kandungan zat organik dalam air memungkinkkan pertumbuhan bakteri yang dapat membahayakan kesehatan.




Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan pengertian pemeriksaan senyawa organik
2. Bagaimana definisi senyawa organik
3. Bagaimana Karakteristik senyawa organik
4. Bagaiamana tipe-tipe senyawa organik
5. .bagaimana Klasifikasi senyawa Organik
6. Apa yang di maksud keterkaitan Struktur Kimia dan Sifat-sifat Senyawa Organik
7. Apa yang di maksud dengan gugus fungsi
8. Bagaimana perbedaan senyawa organik dan an organik
9. Apa yang di maksud dengan pemisahan senyawa organik
10. Apa yang di maksud dengan Senyawa kovalen dan senyawa organik
11. Bagaimana sumber dan pencemar air
12. Bagaimana metode-metode pemeriksaan senyawa organik
13. Bagaimana cara kerja pemeriksaan senyawa organik
14. Bagaimana dosis koagualan air
Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian pemeriksaan senyawa organik
2) Untuk mengetahui definisi senyawa organik
3) Untuk mengetahui Karakteristik senyawa organik
4) Untuk mngetahui tipe-tipe senyawa organik
5) Untuk mengetahui Klasifikasi senyawa Organik
6) Untuk mengetahui keterkaitan Struktur Kimia dan Sifat-sifat Senyawa Organik
7) Untuk mengetahui gugus fungsi senyawa organik
8) Untuk mengetahui perbedaan senyawa organik dan an organik
9) Untuk mengetahui pemisahan senyawa organik
10) Untuk mengetahui senyawa kovalen dan senyawa organik
11) Untuk mengetahui sumber dan pencemar air
12) Untuk mengetahui metode-metode senyawa organik
13) Untuk mengetahui cara kerja pemeriksaan senyawa organik
14) Untuk mengetahui dosis koagulan air





BAB II
PEMBAHASAN
Di antara beberapa golongan, senyawa organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus berulang.
Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak pertama, organik.
Nama "organik" merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19, yang dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh organisme melalui vis vitalis - life-force.
A.Pengertian Senyawa Organik
Istilah senyawa organik seperti yg dipaparkan di atas muncul dari adanya pandangan yg dianut pada masa lalu, yaitu bahwa senyawa2 kimia dapat dibedakan menjadi dua golongan besar. Yaitu senyawa berasal dari makhluk hidup (organisme) maka senyawa tersebut dikatagorikan sebagai senyawa organik. Sedangkan yang diperoleh dari mineral (benda mati) dikatagorikan sebagai senyawa anorganik. Dengan dasar pandangan semacam itu jelaslah bahwa yg diartikan dengan kimia organik pada masa itu adalah cabang ilmu kimia yg mengkaji senyawa2 yg dihasilkan oleh makhluk hidup atau organisme.
Pengertian senyawa organik seperti di atas hanya berlaku sampai pertengahan abad ke 19, karena pandangan yg dilandasi oleh keyakinan adanya “daya hidup” (vital force atau vis vitalis) yg memungkinkan terbentuknya senyawa organik ternyata semakin di ragukan kebenarannya. Dalam sejarah perkembangan kimia organik tecatat suatu peristiwa penting pada tahun 1828 yg ditandai oleh keberhasilan Wohler dalam mensintesis urea (senyawa organik) dari amonium sianat (senyawa anorganik). Pada tahun berikutnya semakin banyak temuan yg membuktikan bahwa pandangan ” daya hidup ” memang pandangan yg menyesatkan..
Fakta penting menunjukan bahwa di dalam senyawa organik selalu terdapat unsur karbon (C). Berdasarkan kenyataan ini, baik untuk senyawa organik yg berasal dari makhluk hidup maupun yg merupakan hasil sintesis di laboratorium, lebih tepat bila disebut senyawa karbon. Dengan menggunakan nama senyawa karbon tidak terdapat kesan bahwa yang dimaksud hanyalah senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh organisme. Kenyataan menunjukan bahwa sampai saat ini istilah senyawa organik masih tetap dipertahankan, walaupun dengan pengertian yang berbeda dengan pengertian semula. Cabang dari ilmu kimia yang mengkaji berbagai asfek dalam senyawa organik lazim disebut kimia organik.
Dengan dasar pemikiran bahwa penggunaan istilah senyawa karbon lebih tepat dari pada senyawa organik, tentunya semua senyawa karbon menjadi sasaran kajian kimia karbon. Namun demikian sejumlah senyawa seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), karbon disulfida (CS2), garam-garam karbonat, sianida biasa dibahas dalam kimia anorganik.
a.Definisi Senyawa Organik
Dengan demikian yang diartikan senyawa organik adalah senyawa-senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimia yang khas. Bahwa senyawa organik harus dipisah pembahasannya dari senyawa unsur lain semata-mata karena alasan jumlahnya yang demikian besar.
Kimia Karbon dalam sejarahnya populer dengan nama Kimia Organik. Ilmu ini pada awalnya didefinisikan sebagai ilmu kimia yang mempelajari senyawa kimia yang dihasilkan oleh mahluk hidup, beserta senyawa-senyawa turunannya. Karena itulah, senyawa-senya-wa tersebut sebelumnya sering disebut sebagai senyawa organik. Dengan berjalannya waktu, semakin banyak senyawa organik yang dapat disintesis oleh manusia, sehingga mesruntuhkan mitos bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat oleh mahluk hidup. Penye-butan “senyawa karbon” dihadirkan oleh para ilmuwan untuk menggantikan istilah “senya-wa organik”. Karena senyawa yang dapat dihasilkan oleh mahluk hidup amatlah beragam, maka sejak awal ilmuwan yang menggeluti kimia karbon berusaha menggolongkan senya-wa tersebut secara sistematis, dan merumuskan tatacara penamaan senyawa yang juga sistematis.
b.Karakteristik Senyawa Organik.
Dari hasil pengamatan dapat diperoleh kesimpulan ada sejumlah sifat yang membedakan antara senyawa organik dan anorganik, baik yang menyangkut aspek-aspek fisika maupun kimia, sifat-sifat itulah yang disebut ciri khas senyawa organik.
a. Aspek fisika
o rentangan suhu lebur 30-400 OC
o rentangan titik didih 30-400 OC
o sukar larut dalam air, mudah larut dalam pelarut organik
o warna cerah.
b. Aspek kimia
o mengandung beberapa macam unsur, umumnya C, H, O, dan N,S,P, halogen, dan logam.
o reaksinya berlangsung lambat, non ionik, dan kompleks.
o mempunyai variasi sifat kimia yang banyak.
o Fenomena isomeri
c. Tipe-tipe Reaksi Senyawa Organik
1. Reaksi substitusi
2. Reaksi adisi
3. Reaksi Eliminasi
4. Reaksi penataan ulang ( rearrangement)
5. Reaksi oksidasi reduksi (redoks).
Mengingat jumlah senyawa organik dari yang telah diidentifikasi sedemikian besar-nya, bahkan dari waktu ke wakrtu senantiasa bertambah, maka untuk mempermudah dalam mempelajarinya perlu adanya klasifikasi. Langkah klasifikasi ini dimungkinkan karena kenyataan menunjukkan bahwa terdapat sejumlah senyawa organik yang memperlihatkan kesamaan dalam hal tertentu. Kesamaan itulah yang memungkinkan senyawa-senyawa tersebut dimasukkan dalam satu kelompok / golongan.
a. Dasar klasifikasi senyawa organik
1. Kerangka atom karbon yang terdapat dalam struktur kimia
2. Jenis unsur-unsur penyusunnya.
3. Gugus fungsi yang dimilikinya.
b. Tiga golongan besar senyawa organik
1. Golongan senyawa alifatik dan alisiklik.
2. Golongan senyawa homosiklik atau karbosiklik (alisiklik dan aromatik)
3. Golongan senyawa heterosiklik.
c. Keterkaitan Struktur Kimia dan Sifat-sifat Senyawa Organik.
Untuk memahami keterkaitan antara struktur kimia dan sifat-sifat senyawa organik terlebih dahulu perlu diketahui bahwa dalam pembahasan berikut ini hanya dibatasi pada sifat-sifat fisika, karena untuk membahas sifat-sifat kimia senyawa organik, cara yang ditempuh adalah melalui reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada senyawa tersebut. Dan sifat fisika tersebut adalah.
a. Momen dipol.
b. Titik lebur
c. Titik didih.
d. Kelarutan
e. Viskositas.
d. Gugus Fungsi
Yang dimaksud dengan gugus fungsi adalah atom atau kumpulan atom yang menandai suatu golongan senyawa organik, dan juga menentukan sifat-sifat golongan senyawa organik yang disebutkan dalam pengertian gugus fungsi tersebut hanya dibatasi pada sifat-sifat kimia, maka fungsinya sebagai penentu terlihat pada reaksi-reaksinya. Dengan demikian bila gugus fungsi sejumlah senyawa sama, dapat diduga bahwa reaksi-reaksinya banyak kesamaannya.
Gugus-gugus fungsi yang umum
1) Gugus OH ( hidroksil) , gugus ini terdapat pada alkohol dan fenol
2) Gugus C = O ( karbonil), terdapat pada golongan aldehida dan keton.
3) Gugus: COOH (Karboksil), gugus merupakan kombinasi antara gugus –C=O (karbonil) dan gugus –OH (hidroksil). Dari kombinasi nama kedua gugus itu pulahlah diperoleh nama karboksil. Gugus karboksil adalah gugus fungsi pada golongan asam karboksilat.
4) Gugus -NH2 ( amino ), terdapat pada senyawa amina primer dan asam amino.
5) Gugus -OR ( alkoksi ), gugus alkoksi terdapat pada golongan eter.
6) Gugus -NHR dan -NR1R2, kedua gugus ini merupakan turunan dari gugus -NH2, dan terdapat pada amina primer dan amina sekunder.
7) Gugus-gugus turunan dari -COOH (karboksilat )
B.Perbedaan Senyawa Organik Dan An Organik
Pada awal perkembangan ilmu kimia sebagai suatu ilmu pengetahuan, berlaku klasifikasi senyawa kedalam senyawa organik dan senyawa anorganik berdasarkan asal usul senyawa. Semua senyawa yang berasal dari makhluk hidup digolongkan dalam senyawa organic, sedangkan yang berasal dari mineral digolongkan dalam senyawa anorganik. Pada waktu itu diyakini bahwa senya organic hanya dapat tejadi oleh adanya pengaruh dari daya yang dimiliki makhluk hidup ( vital force atau vis vitalis ).

Dengan keberhasilan Friederich Wohler dalam membuat urea (senyawa organic) dari amonium sianat ( senyawa Anorganik ) pada tahun 1828, maka keyakinan adanya pengaruh ‘vital force’ dalam pembentukan senyawa organik semakin goyah. Dalam perkembangan selanjutnya diperoleh suatu kesimpulan bahwa diantara senyawa organic dan anorganik tidak ada perbedaan mengenai hukum- hukum kimia yang berlaku.
Meskipun diantara senyawa organik dan senyawa anorganik tidak ada perbedaan yang hakiki sebagai senyawa kimia, namun pengkajiannya tetap dipandang perlu dipisahkan dalam cabang kimia yang spesifik.
Secara garis besar alasan yang melandasi pemisahan bidang kajian kimia organic dan kimia anorganik adalah :
1. jumlah senyawa organik jauh lebih banyak daripada senyawa anorganik.
2. semua senyawa organik mengandung atom karbon, yang mempunyai keunikan dalam hal kemampuannya membentuk rantai dengan sesama atom karbon, dan mempunyai sifat-sifat khas.
Perbedaan antara senyawa organik dengan senyawa anorganik
No Senyawa organik Senyawa Anorganik
1 Kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari hasil sintesis Berasal dari sumber daya alam mineral ( bukan makhluk hidup)
2 Senyawa organik lebih mudah terbakar Tidak mudah terbakar
3 Strukturnya lebih rumit Struktur sederhana
4 Semua senyawa organik mengandung unsur karbon Tidak semua senyawa anorganik yang memiliki unsur karbon
5 Hanya dapat larut dalam pelarut organik Dapat larut dalam pelarut air atau organik
6 CH4, C2H5OH, C2H6 dsb. NaF, NaCl, NaBr, NaI dsb.

C.Pemisahan senyawa organik
Kelarutan senyawa dinyatakan sebagai jumlah gram zat terlarut dalam 100 ml pelarut pada 25o C. Senyawa akan larut dalam suatu pelarut jika kekuatan atraktif antara kedua molekul ( zat terlarut dalam pelarut) adalah sesuai. Yang polar larut dalam pelarut polar dan sebaliknya Ekstraksi adalah metode pemisahan yang melibatkan proses pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain dan didasarkan pada prinsip kelarutan, Jika kedua fasa tersebut adalah zat cair yang tidak saling bercampur, disebut ekstraksi cair-cair.
Dasar metode ekstraksi cair-cair adalah distribusi senyawa diantara dua fasa cair yang berada dalam keadaan kesetimbangan. Perbandingan konsentrasi di kedua fasa tersebut, disebut koefisien distribusi , K , yaitu K = ca/cb. Perpindahan senyawa terlarut dari satu fasa ke fasa lain akhirnya mencapai keadaan setimbang pada jumlah ekstraksi dilakukan, bukan volume pelarut. Hal ini dinyatakan dengan perhitungan konsentrasi zat terlarut.

Cn = Co [ KV1 / (KV1 + KV2) ]
METODA PENGAMBILAN AIR TANAH
Alat pendingin, Alat ini dapat menyimpan contoh pada 4°C ± 2°C, digunakan untuk menyimpan contoh untuk pengujian sifat fisika dan kimia.
Alat ekstraksi (corong pemisah), Corong pemisah terbuat dari bahan gelas atau teflon yang tembus pandang dan mudah memisahkan fase pelarut dari contoh.
Alat penyaring, Alat ini dilengkapi dengan pompa isap atau pompa tekan serta dapat menahan saringan yang mempunyai ukuran pori 0,45 ìm.
Bahan
Bahan kimia untuk pengawet. Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan di uji (lihat Lampiran B).
Wadah contoh
Persyaratan wadah contoh, Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) terbuat dari bahan gelas atau plastik poli etilen (PE) atau poli propilen (PP) atau teflon (Poli Tetra Fluoro Etilen, PTFE);
b) dapat ditutup dengan kuat dan rapat;
c) bersih dan bebas kontaminan;
d) tidak mudah pecah;
e) tidak berinteraksi dengan contoh.
Persiapan wadah contoh
Lakukan langkah-langkah persiapan wadah contoh, sebagai berikut:
a) Untuk menghindari kontaminasi contoh di lapangan, seluruh wadah contoh harus benar¬benar dibersihkan di laboratorium sebelum dilakukan pengambilan contoh.
b) Wadah yang disiapkan jumlahnya harus selalu dilebihkan dari yang dibutuhkan, untuk jaminan mutu, pengendalian mutu dan cadangan.
c) Jenis wadah contoh dan tingkat pembersihan yang diperlukan tergantung dari jenis contoh yang akan diambil, sebagai berikut:
Wadah contoh untuk pengujian senyawa organik yang mudah menguap (Volatile Organic Compound, VOC)
Siapkan wadah contoh untuk senyawa organik yang mudah menguap, dengan langkah kerja sebagai berikut:
a) cuci gelas vial, tutup dan septum dengan deterjen. Bilas dengan air biasa dan kemudian bilas dengan air bebas analit;
b) bilas dengan metanol berkualitas analisis dan dikeringkan selama 1 jam;
c) keluarkan vial dan biarkan mendingin dalam posisi terbalik di atas lembaran aluminium foil;
d) setelah vial dingin, putar tutup dan septum untuk menutup vial tersebut.
CATATAN Untuk mencegah kontaminasi saat pencucian wadah contoh yang akan digunakan untuk analisa organik, harus dihindari penggunaan sarung tangan plastik atau karet dan sikat.
Wadah contoh untuk pengujian senyawa organik yang dapat diekstraksi
Siapkan wadah contoh untuk senyawa organik yang dapat diekstraksi, dengan langkah kerja sebagai berikut:
1. cuci botol gelas dan tutup dengan deterjen. Bilas dengan air kemudian dengan air bebas analit;
2. masukkan 10 mL aseton berkualitas analisis ke dalam botol dan rapatkan tutupnya, kemudian kocok botol dengan baik agar aseton tersebar merata dipermukaan dalam botol serta mengenai lining teflon dalam tutup.
3. buka tutup botol dan buang aseton dan biarkan botol mengering dan kemudian kencangkan tutup botol agar tidak terjadi kontaminasi baru.
Pengambilan contoh untuk pengujian senyawa organik mudah menguap (Volatile Organic Compound, VOC)
Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa VOC, dilakukan sebagai berikut:
a) selama melakukan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa VOC, sarung tangan lateks harus terus dipakai, sarung tangan plastik atau sintetis tidak boleh digunakan;
b) saat mengambil contoh untuk analisa VOC, contoh tidak boleh terkocok untuk menghindari aerasi, aerasi contoh akan menyebabkan hilangnya senyawa volatil dari dalam contoh;
c) bila menggunakan alat bailer (Gambar 5)
1) jangan menyentuh bagian dalam septa, buka vial VOC 40 mL dan masukkan contoh secara perlahan ke dalam vial hingga terbentuk convex meniscus di puncak vial;
2) tutup vial secara hati-hati dan tidak boleh ada udara dalam vial;
3) balikkan vial dan tahan;
4) bila terlihat gelembung dalam vial, contoh harus diganti dan ambil contoh yang baru.
CATATAN Contoh VOC biasanya dibuat dalam dua atau tiga buah contoh, tergantung kebutuhan laboratorium; ulangi pengambilan contoh bila diperlukan.
Line for lowering and lifting
Rigid teflon tubing
Glass marble-ball and seat valv Teflon extruded rod
Gambar 5 Alat pengambil contoh untuk parameter VOC tipe Bailer
d) seluruh vial diberi label yang jelas, bila menggunakan vial bening bungkus dengan aluminium foil dan simpan dalam tempat pendingin;
e) bila air limbah mengandung residual klorin tambahkan 80 mg Na2SO3 ke dalam 1 L contoh;
f) contoh VOC karena sifatnya yang volatil, maka pengambila contoh dilakukan secara sesaat (grab contoh), bukan komposit.
Pengambilan contoh untuk pengujian senyawa aromatik dan akrolein dan akrilonitril
Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa aromatik dan akrolein dan akrilonitril, dilakukan sebagai berikut:
a) lakukan pengambilan contoh seperti pada butir 8.3 untuk pengujian senyawa aromatik, tetapi vialnya hanya diisi setengah dan sisanya ditambahkan dengan asam dalam jumlah yang diperlukan;
b) untuk pengujian senyawa akrolein dan akrilonitril contoh diatur hingga pH 4 – 5.
c) contoh akrolein dan akrilonitril harus dianalisa dalam waktu 3 hari setelah pengambilan contoh.
Pengambilan contoh untuk pengujian senyawa organik yang dapat diekstraksi
Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa organik yang dapat diekstraksi, dilakukan sebagai berikut:
a) ambil contoh dengan menggunakan bailer;
d) buka tutup botol gelas 1000 mL secara hati-hati agar tidak menyentuh bagian dalam dari tutup;
e) isi botol hingga 1 cm dari puncak botol;
f) bila satu bailer tidak cukup untuk mengisi botol, tutup botol untuk menghindari kontaminasi contoh dan ambil lagi contoh, dan lanjutkan pengisian botol;
g) bila contoh memerlukan analisa pestisida, pH contoh harus diatur antara pH 5 – 9 dengan menggunakan H2SO4 atau NaOH.
Pengambilan contoh untuk pengujian total logam dan terlarut
Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian total logam dan terlarut, dilakukan sebagai berikut:
a) bilas botol contoh dan tutupnya dengan contoh yang akan dianalisa;
b) buang air pembilas dan isi botol dengan sampel hingga beberapa cm di bawah puncak botol agar masih tersedia ruang untuk menambahkan pengawet dan melakukan pengocokan.
CATATAN Pengambilan contoh untuk pengujian logam terlarut, lakukan penyaringan contoh.
Prinsip pemisahan berdasarkan ekstrasi menggunakan dasar perbedaan kelarutan suatu zat. Ekstrasi adalah metoda pemisahan yang melibatkan proses pemindahan satu atau ebih senyawa dari satu fasa ke fasa yang lain dan didasarkan pada prinsip kelarutan. Dalam ekstrasi ini secara umum prinsip pemisahannya adalah senyawa tersebut kurang larut dalam pelarut yang satu dan sangat larut dalam pelarut yang lain. Biasanya air digunakan sebagai pelarut polar, pelarut lainnya adalah pelarut yang tidak bercampur dengan air. Syarat lainnya adalah pelarut organik harus memiliki titik didih jauh lebih rendah dari pada senyawa terekstrasi, tidak mahal dan tidak bersifat racun. Kafein adalah senyawa yang termasuk dalm golongan alkaloid. Alkaloid adalah senyawa yang mengandung atom nitrogen dalam strukturnya dan banyak ditemukan dalam tanaman.
Senyawa organik mengandung unsur C (karbon). Oleh karena itu untuk mengetahui suatu zat merupakan senyawa organik atau bukan perlu ditunjukkan adanya unsur C tersebut.
D.Senyawa kovalen dan senyawa organik
Walaupun H2 tidaklah begitu reaktif dalam keadaan standar, ia masih dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur. Jutaan jenis hidrokarbon telah diketahui, namun itu semua tidaklah dihasilkan secara langsung dari hidrogen dan karbon. Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan unsur yang lebih elektronegatif seperti halogen (F, Cl, Br, I); dalam senyawa ini hidrogen memiliki muatan parsial positif. Ketika berikatan dengan fluor, oksigen ataupun nitrogen, hidrogen dapat berpartisipasi dalam bentuk ikatan non-kovalen yang kuat, yang disebut dengan ikatan hidrogen yang sangat penting untuk menjaga kestabilan kebanyakan molekul biologi. Hidrogen juga membentuk senyawa dengan unsur yang kurang elektronegatif seperti logam dan metaloid, yang mana hidrogen memiliki muatan parsial negatif. Senyawa ini dikenal dengan nama hidrida.
Hidrogen membentuk senyawa yang sangat banyak dengan karbon. Oleh karena asosiasi senyawa itu dengan kebanyakan zat hidup, senyawa ini disebut sebagai senyawa organik. Studi sifat-sifat senyawa tersebut disebut kimia organik dan studi dalam konteks kehidupan organisme dinamakan biokimia. Pada beberapa definisi, senyawa "organik" hanya memerlukan atom karbon untuk disebut sebagai organik. Namun kebanyakan senyawa organik mengandung atom hidrogen. Dan oleh karena ikatan ikatan hidrogen-karbon inilah yang memberikan karakteristik sifat-sifat hidrokarbon, ikatan hidrogen-karbon diperlukan untuk beberapa definisi dari kata "organik" di kimia.
Bahan Pencemar Air
Senyawa organik dan senyawa anorganik yang terdapat dalam air dapat menyebabkan pencemaran air minum, meskipun untuk keperluan industri mungkin air tersebut belum dikatakan tercemar.
Air menurut kegunaan/peruntukannya digolongkan menjadi:
• Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
• Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
• Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
• Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan listrik negara.
Menurut definisi pencemaran air tersebut di atas bila suatu sumber air yang termasuk dalam kategori golongan A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami pencemaran dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industri maka kategori unsur tadi bukan golongan A lagi, tetapi sudah turun menjadi golongan B karena air tadi sudah tidak dapat digunakan langsung sebagai air minum tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Dengan demikian air sumur tersebut menjadi kurang/tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Salah satu jenis bahan pencemar adalah unsur-unsur renik (treace element). Istilah unsur-unsur renik merujuk kepada unsur-unsur yang terdapat pada konsentrasi yang sangat rendah dalam suatu sistem. Unsur renik adalah suatu unsur yang terjadi hanya pada konsentrasi beberapa bagian per-sejuta (part per milion= ppm) atau kurang.
E.Sumber dan Bahan Pencemar Air
Dalam kimia anorganik, hidrida dapat berperan sebagai ligan penghubung yang menghubungkan dua pusat logam dalam kompleks berkoordinasi. Fungsi ini umum ditemukan pada unsur golongan 13, terutama pada kompleks borana (hidrida boron) dan aluminium serta karborana yang Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr2O72- dalam refluks tertutup menghasilkan Cr3+. Jumlah oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mg/L) diukur secara spektrofotometri sinar tampak. Cr2O72- kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 420 nm dan Cr3+ kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang

Pencemaran air terjadi apabila dalam air terdapat berbagai macam zat atau kondisi (misal Panas) yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu, Sebagai contoh suatu sumber air yang mengandung logam berat atau mengandung bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga (keperluan air minum, memasak, mandi dan mencuci).Sumber penyebab terjadinya Pencemaran Air

Ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran air antara lain apabila air terkontaminasi dengan bahan pencemar air seperti sampah rumah tangga, sampah limbah industri, sisa-sisa pupuk atau pestisida dari daerah pertanian, limbah rumah sakit, limbah kotoran ternak, partikulat-partikulat padat hasil kebakaran hutan dan gunung berapi yang meletus atau endapan hasil erosi tempat-tempat yang dilaluinya.

Bahan Pencemar air Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:
a. Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuh ¬tumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian sampah¬sampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan (sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi
Senyawa organik
C, H, S, N, + O2 ? CO2 + H2O + H2S + NO + NO2
b. Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan penyakit kol saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
c. Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
d. Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.
e. Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke dalam air.
f. Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya.
g. Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.
h. Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
Secara garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat di kelompokkan menjadi:
1. Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
2. Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)
3. Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur
4. Bahan pencemar berupa zat radioaktif

Parameter dan standar kualitas air
Telah Anda ketahui bahwa sumber air dikatakan tercemar apabila mengandung bahan pencemar yang dapat mengganggu kesejahteraan makhluk hidup (hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan) dan lingkungan. Akan tetapi air yang mengandung bahan pencemar tertentu dikatakan tercemar untuk keperluan tertentu, misalnya untuk keperluan rumah tangga belum tentu dapat dikatakan tercemar untuk keperluan lain. Dengan demikian standar kualitas air untuk setiap keperluan akan berbeda, bergantung pada penggunaan air tersebut, untuk keperluan rumah tangga berbeda dengan standar kualitas air untuk keperluan lain seperti untuk keperluan pertanian, irigasi, pembangkit tenaga listrik dan keperluan industri. Dengan demikian tentunya parameter yang digunakan pun akan berbeda pula.
Sesuai dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air, maka parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui standar kualitas air pun berdasarkan pada bahan pencemar yang mungkin ada, antara lain dapat dilihat dari:
a. warna,bau,dan endapan/atau rasa.
b. Sifat-sifat senyawa an organik (pH,daya hantar speksifik,daya larut oksigen,daya larut garam-garam dan adanya logam-logam berat)
c. .Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air(missal CHCl3,fenol,pestisida,hidrokarbon)
d. .kerakdioaktifan missal sinar ß.
e. sifat bakteriologi(missal bakteri coli,kolera,di sentry,typhus,dan masih banyak lagi).
Pada saat ini pembangunan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hai ini diiringi dengan semakin meningkatnya perkembangan dan kemajuan di bidang industri. Perkembangan dan kemajuan di bidang industri tersebut akan mempengaruhi limbah yang dihasilkan oleh industri, baik dari segi kuantitas maupun kualitas limbah. Limbah yang dihasilkan oleh industri tersebut akan mempunyai risiko sebagai penyebab pencemaran lingkungan, dan saat ini pencemaran lingkungan yang berakhir dengan kerusakan lingkungan menjadi suatu masalah utama dalam pembangunan, terutama bagi manusia. Limbah industri, khususnya limbah cair memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pencemaran air. Hal ini merupakan suatu kondisi yang memiliki risiko tinggi, karena pencemaran pada air dapat menjadi sumber utama terjadinya kontak manusia dengan senyawa kimia beracun. Hal ini harus menjadi perhatian semua pihak yang terkait, mengingat air adalah salah satu kebutuhan pokok manusia.
Dengan pesatnya perkembangan industri di Indonesia, akan mengakibatkan timbulnya masalah pencemaran yang semakin serius. Pencemaran tersebut tidak hanya merusak lingkungan, tetapi dapat berakibat fatal bagi mahluk hidup terutama pada manusia. Senyawa azo, adalah zat warna yang digunakan untuk pewarna tekstil yang dapat mencemari perairan. Zat warna dari limbah tekstil bila dibuang ke perairan dapat menutupi permukaan badan air sehingga menghalangi sinar matahari untuk masuk ke dalam perairan. Berkurangnya sinar matahari yang masuk ke perairan menyebabkan terhambatnya proses fotosintesis oleh tumbuhan yang ada diperairan. Hal ini akan menyebabkan kandungan oksigen di dalam air menurun dan pada akhimya menyebabkan kematian mahluk hidup yang ada di perairan tersebut. Selain itu, badan air yang tercemar oleh limbah tekstil juga sangat berbahaya bila digunakan oleh manusia untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini dikarenakan beberapa senyawa kimia dan limbah tekstil mempunyai sifat yang toksik bagi mahluk hidup yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker dan tidak berfungsinya organ-organ tubuh bahkan dapat menyebabkan kematian.Di samping mempunyai sifat yang berbahaya bagi mahluk hidup terutama bagi manusia, pencemaran limbah tekstil juga dapat mengurangi nilai estetika badan air, badan air (sungai atau danau) menjadi tidak nyaman untuk dipandang karena aimya berwarna bahkan mungkin berwarna gelap atau hitam pekat. Nilai estetika suatu badan air juga menurun dengan timbulnya bau yang tidak sedap seperti bau amoniak dan asam sulfida hasil penguraian limbah oleh bakteri secara anaerob karena badan air mempunyai kandungan oksigen yang sangat minim. Penurunan atau hilangnya nilai estetika suatu badan air akan menurunkan nilai ekonomis badan air, dan tentunya akan merugikan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar badan air tersebut
Senyawa-senyawa kimia yang umumnya ada di dalam air limbah industri tekstil adalah senyawa organik. Senyawa organik ini umumnya adalah senyawa azo yaitu zat warna yang digunakan pada pencelupan dan pewarnaan tekstil. Kadar senyawa organik yang ada dalam suatu perairan dapat diukur dengan parameter Chemical Oxygen Demand (COD) atau dengan parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD). Sedangkan untukmelihat kepekatan wama maka dapat dilakukan pengukuran intensitas warna.

Saat ini sedang dikembangkan metode fotokimia yaitu suatu metode untuk menguraikan senyawa organik dengan menggunakan bantuan sinar ultra violet yang dipadukan dengan senyawa kimia Metode ini diharapkan mampu menguraikan secara efektif dan efisien (dari segi waktu, tenaga, dan biaya) berbagai senyawa organik (terutama senyawa organik yang berasal dari limbah tekstil seperti zat warna azo).
Beberapa jenis tanaman air tersebut yang sudah diketahui kemampuannya sebagai pengolah senyawa organik atau anorganik yang terdapat di dalam air buangan, serta yang sudah mulai di manfaatkan,adalah:
a. Kelompok tanaman mengapung,seperti eceng gendok
b. Kelompok tanaman amfibius,seperti beberapa jenis mending,wawalingian.
Bahkan di dalam perkembangannya,ternyata jenis tanaman tinggi(berbentuk pohon)dapat juga di gunakan sebagai biofilter,atau benda pengelolah buangan yang terdiri dari jasad hidup seperti halnya tanaman air ataupun tanamannya lainnya.
Biofilter sebagai salah satu cara di dalam pengolahan buangan dengan menggunakan memiliki mikroba rhizofera mempunyai kemampuan untuk menguraikan benda-benda organik ataupun an organik di sekitar akarnya mempunyai kemampuan untuk:
a. Menurunkan nilai BOD(kebutuhan oksigen biokimia) ataupun COD (kebutuhan oksigen kimia) air buangan
b. Meningkatkan nilai DO(kelarutan oksigen) air buangan
c. Menguraikan benda-benda organik ataupun an organic di dalam air buangan
d. Reduksi terhadap beberapa jenis ion logam,seperti Na+ dan Mg2+ yang terkandung di dalam payau
e. Perubahan nilai Ph pada air buangan
f. Penurunan kandungan logam berat ,khususnya dalam bentuk Hg,Pb dan Zn di
dalam air buangan
untuk mengetahui kemampuan atau jenis tanaman yang dapat di gunakan sebagai biofilter,dapat di lakukan percobaan dengan menggunakan:
a. Bak air bertahap(gambar A)
b. Bak air datar(gambar B)
Selama percobaan dengan interfal waktu tertentu,air yang terdapatb pada tiap bak air percobaan(gambar A)kemudian di analisis sesuai dengan indicator/parameter yang di ukur .misalnya reduksi COD dan BOD,kandungan ion logam,dan sebagainya atau pada jarak tertentu dari bak (gambar B)
Penggunaan di lapangan ,bak berbentuk kolam,dengan ukuran panjang 10 meter ,lebar 6-8 meter dan kedalaman kolam 1 meter yang di isi dengan tanah campur pasir 25-50 cm tebalnya dari bagian dasar serta ketinggian air dari dasar antara 50-60 cm?(gambar C)
Semua itu tergantung kepada bentuk tanaman dan sifat tanaman.oleh karena itu,jarak tanam di sesuaikan dengan kebutuhan.sebagai contoh ,jika menggunakan wawalingian atau mending ,jarak yang paling baik adalah 30 cm.
Zat organik adalah suatu senyawa yang tersusun dari senyawa atau kombinasi Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O2), bersama dengan Nitrogen (N). Dalam beberapa kasus elemen yang penting seperti Sulfur, Phospor, Iron dan lain-lain juga ada. Zat organik dalam air atau air limbah dalam bentuk Protein, Karbohidrat, serta minyak dan lemak. Zat lain yang ada dalam air limbah dapat berupa garam, mineral renik, pestisida dan logam. Keberadaan bahan organik dalam air diketahui menggunakan parameter BOD (Biological Oxygen Demand = Kebutuhan oksigen untuk oksidasi biologis), COD (Chemical Oxygen Demand = kebutuhan oksigen untuk oksidasi kimiawi), TOC (Total Organik Carbon = Karbon organik total), ThOD (Theoritical Oxygen Demand = kebutuhan oksigen teoritis). Kehadiran zat organik dalam air dapat ditentukan dengan mengukur angka Permanganat (KMnO4 = Kalium Permanganat).
Adanya zat organik dalam air menunjukan bahwa air tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia ,hewan atau oleh sumber lain.zat organik merupakan bahan makanan bakteri atau mikroorganisme lainnya . Makin tinggi kandungan zat organik didalam air,maka semakin jelas bahwa air tersebut telah tercemar.
Zat organik adalah zat yang pada umumnya merupakan bagian dari binatang atau tumbuh tumbuhan dengan komponen utamanya adalah karbon, protein, dan lemak lipid. Zat organik ini mudah sekali mengalami pembusukan oleh bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut. Limbah organik adalah sisa atau buangan dari berbagai aktifitas manusia seperti rumah tangga, industri, pemukiman, peternakan, pertanian dan perikanan yang berupa bahan organik; yang biasanya tersusun oleh karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur dan mineral lainnya. Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan yang terendap, koloid, tersuspensi dan terlarut. Pada umumnya, yang dalam bentuk padatan akan langsung mengendap menuju dasar perairan; sedangkan bentuk lainnya berada di badan air, baik di bagian yang aerob maupun anaerob. Dimanapun limbah organik berada, jika tidak dimanfaatkan oleh fauna perairan lain.
F.METODE-METODE PEMERIKSAAN SENYAWA ORGANIK
Metode –metode yang di gunakan pada pemeriksaan senyawa organik yaitu:
a. Spekfometer inframerah
Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 – 10 cm-1. Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan. Gambaran berkas radiasi elektromagnenetik diperlihatkan pada gambar 1.1

Saat ini telah dikenal berbagai macam gelombang elektromagnetik dengan rentang panjang gelombang tertentu. Spektrum elektromagnetik merupakan kumpulan spektrum dari berbagai panjang gelombang. Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang pada Tabel 1 dan Gambar 2, sinar infra merah dibagi atas tiga daerah yaitu sebgai berikut:
• Daerah infamerah dekat
• Daerah inframerah pertengahan
• Daerah inframerah jauh
Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut diatas, daerah panjang gelombang yang digunakan pada alat spektrofotometer infra merah adalah pada daerah infra merah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang 2,5 – 50 µm atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm-1. Satuan yang sering digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah Bilangan Gelombang ( ϋ) atau disebut juga sebagai Kaiser.
a. pembentukan spekfometer infaramerah
Cahaya terdiri dari gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang berbeda-beda, setiap frekuensi tersebut bisa dilihat sebagai warna yang berbeda. Radiasi Infra-merah juga merupakan gelombang dengan frekuensi yang berkesinambungan, hanya saja mata kita tidak bisa melihat mereka. Jika anda menyinari sebuah senyawa organik dengan sinar infra-merah yang mempunyai frekuensi tertentu, anda akan mendapatkan bahwa beberapa frekuensi tersebut diserap oleh senyawa tersebut.

Sebuah alat pendetektor yang diletakkan di sisi lain senyawa tersebut akan menunjukkan bahwa beberapa frekuensi melewati senyawa tesebut tanpa diserap sama sekali, tapi frekuensi lainnya banyak diserap. Berapa banyak frekuensi tertentu yang melewati senyawa tersebut diukur sebagai 'persentasi transmitasi' (percentage transmittance). Persentasi transmitasi dengan nilai 100 berarti semua frekuensi dapat melewati senyawa tersebut tanpa diserap sama sekali. Pada kenyataannya, itu tidak pernah terjadi, selalu akan ada penyerapan, walaupun kecil, mungkin transmitasi sebesar 95% adalah yang terbaik yang bisa anda peroleh. Transmitasi sebesar 5% mempunyai arti bahwa hampir semua frekuensi tersebut diserap oleh senyawa itu. Tingginya penyerapan seperti ini akan membuat kita mengerti tentang ikatan-ikatan yang ada dalam senyawa tersebut. Grafik di bawah ini menunjukkan bagaimana nilai persentasi transmitasi berubah jika frekuensi dari radiasi Infra-merah yang diberikan itu dirubah.
Macam-macam fibrasi
a.Vibrasi regangan (stretching)
Dalam vibrasi ini atom bergerak terus sepanjang ikatan yang menghubungkannya sehingga akan terjadi perubahan jarak antara keduanya, walaupun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan ada dua macam, yaitu:

Regangan Simetri, unit struktur bergerak bersamaan, searah dalam satu bidang datar.
Regangan Asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi masih dalam satu bidang datar.
b.Vibrasi Bengkokan(bending)
Jika sistim tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih besar, maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi deformasi yang mempengaruhi osilasi atom atau molekul secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi
empat jenis yaitu

Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi masih dalam bidang datar.

Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun simetri dan masih dalam bidang datar.

Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar dari bidang datar.
Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi ikatan yang menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam bidang datar.
b. spektroskopi UV-VIS
Spektum UV-Vis adalah suatu gambar antara panjang gelombang atau frekuensi serapan lawan intensitas serapan (transmitasi atau adsorbansi).sering juga data ditunjukkan sebagai gambar grafik atau table yang menyatakan panjang gelombang lawan serapan molar atau Log dari serapan molar E maks atau Log E maks..

Spectrum elektromagnetik tidak mempunyai batasan yang jelas karena pada kenyataannya warna saling bercampur satu sama yang lain yang lebih rumit pada diagram..
Hal ini disebabkan energi dari berbagai macam radiasi meningkat dengan meningkatnya frekuensi. Sebuah foton yang berenergi tinggi dalam daerah UV dapat mementalkan sebuah elektron terluar dari sebuah atom atau molekul. Dan jika sebuah foton memiliki energi cukup inggi energi-energi penyerapan panjang gelombang Nampak terjadi perpindahan elektron yang reversible dan relative rendah energinya dalam molekul. Pada umumnya zat berwarna memiliki elektron yang mudah tereksitasi terutama senyawa organic tertentu hal ini disebabkan karena mempunyai ikatan rangkap sehingga elektron mudah dieksitasi oleh cahaya tampak jika atomnya dihubungkan dengan ikatan rangkap dan tunggal secara berseling-seling dimana gugus atom ini sering disebut Kromofor.
c. Spekroskopi resonansi magnet inti
Dikembangkan dari hasil studi: NMR (Nuclear Magnetic Resonance) dimana nama yang sebenarnya untuk bidang medis adalah NMRI (Nuclear Magnetic Resonance Imaging). Kata nuclear kemudian dihilangkan untuk menghindari konotasi negatif dari pemeriksaan medis, yaitu mengenai penggunaan pancaran radiasi radioaktif. Istilah NMR sebenarnya serupa dengan MR. MR adalah suatu prosedur yang bertujuan untuk memeriksa karakteristik/ sifat dari inti atom (bisa disebut nuclear).

Inti suatu atom mempunyai sifat-sifat tertentu, dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok:
Kelompok pertama:

Inti berbentuk bulat, tak berputar, jumlah muatan (proton) genap. Jumlah massa (neutron) genap. Bilangan kuantum spin = 0, ini tak dapat dideteksi oleh NMR, contoh: 12C, 16O

Kelompok kedua:

Bentuk bulat, berputar, salah satu jumlah muatan/ massa ganjil, bilangan kuantum spin = ½ inti ini dapat dideteksi dengan NMR.

Contoh = 1H, 19F, 31P, 11B, 13C

Kelompok ketiga:

Bentuk lonjong, salah satu jumlah muatan/ massa ganjil bilangan kuantum spin > ½ sukar mengabsorpsi energi.

Contoh: 2H, 14N, 17O, 33S, 35Cl.
Pemeriksaan Senyawa Organik
Prinsip
Air contoh di oksidasi dengan KMnO4 kemudian pemanasan,sehingga berwarna merah muda.
Alat dan bahan yang di gunakan
a.Alat:
1. pipet skala 10 ml 3 buah
2. Erlenmeyer 250 ml 1 buah
3. buret asam 1 buah
4. Statif+klen 1 buah
5. Pipet tetes 1 buah
6. Corong 1 buah
7. Penangas air 1 buah
b.Bahan:
1. Asam sulfat(H2SO4) 4 N
2. KMnO4 0,01 N
3. Asam oksalat (C2H2O4) 0,01N
Prosedur kerja
1. Pipet 100 ml contoh air ke dalam labu Erlenmeyer dan tambahkan 5 ml asam sulfat 4 N
2. Bubuhi beberapa tetes KMnO4 0,01N sehingga berwarna merah muda
3. Panaskan dengan api sedang hingga mendidih tetapi sebelum mendidih(ukur dengan thermometer hingga suhu +80°C)tambahkan 10 ml KMnO4 0,01 N
4. Tambahkan 10 ml asam oksalat 0,01 N sampai warna semula warna hilang
5. Dinginkan dan titrasi dengan latutan KMnO4 0,01 N sampai warna merah muda.
Perhitungan
Nilai permanganate :
Mg KMnO4/l= [(10+a)xb-(10xc)]x31,6x1000
d
keterangan:
a. =Volume KMnO4 0,01 N
b. =Normalitas KMnO4 0,01 N
c. =Normalitas C2H2O4
d. =Volume contoh
Apabila terdapat nitrit maka permanganate di kurangi 1,4 mg/l untuk kadar nitrit 1 mg/l
G. PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK KEPERLUAN AIR MINUM
A. Air
Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat pencemaran. Berbagai jenis pencemar air berasal dari :
a. Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan sebagainya.
b. Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, serta sumber-sumber lainnya.
Semua bahan pencemar diatas secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air. Berbagai usaha telah banyak dilakukan agar kehadiran pencemaran terhadap air dapat dihindari atau setidaknya diminimalkan.
Masalah pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air merupakan masalah pokok. Hal ini mengingat keadaan perairan-alami di banyak negara yang cenderung menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya.
B. Karakteristik Air
1. Karakteristik Fisik Air
A. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.
B. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.
C. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.
D. Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.

E. Bau Dan Rasa
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.

B.Karakteristik Kimia Air
A. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
B. DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
C. BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan air penerima.
Reaksi:
Zat Organik + m.o + O2 → CO2 + m.o + sisa material organik
(CHONSP)
D. COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi
bahan-bahan organik secara kimia.
Reaksi:
+ 95%terurai
Zat Organik + O2  → CO2 + H2O
E. Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l).
Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
H.PROSES PENGOLAHAN AIR
Proses pengolahan air menjadi air bersih harus melalui beberapa tahapan-tahapan, yaitu
1. Screening
Screening berfungsi untuk memisahkan air dari sampah-sampah dalam ukuran besar.
2. Tangki sedimentasi
Tangki sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan kotoran-kotoran berupa lumpur dan pasir. Pada tangki sedimentasi terdapat waktu tinggal. Ke dalam tangki sedimentasi ini diinjeksikan klorin yang berfungsi sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada air.
3. Klarifier (clearator)
Klarifier berfungsi sebagai tempat pembentukan flok dengan penambahan larutan Alum (Al2(SO4)3 sebagai bahan. Pada klarifier terdapat mesin agitator yang berfungsi sebagai alat untuk mempercepat pembentukan flok. Pada klarifier terjadi pemisahan antara air bersih dan air kotor. Air bersih ini kemudian disalurkan dengan menggunakan pipa yang besar untuk kemudian dipompakan ke filter. Klarifier terbuat dari beton yang berbentuk bulat yang dilengkapi dengan penyaring dan sekat.
Dari inlet pipa klarifier, air masuk ke dalam primary reaction zone. Di dalam prymari reaction zone dan secondary reaction zone,air dan bahan kimia (Koagulan yaitu tawas) diaduk dengan alat agitataor blade agar tercampur homogen. Maka koloid akan membentuk butiran-butiran flokulasi.
Air yang telah bercampur dengan koagulan membentuk ikatan flokulasi, masuk melalui return floc zone dialirkan ke clarification zone. Sedimen yang mengendap dalam concentrator dibuang. Hal ini berlangsung secara otomatis yang akan terbuka setiap satu jam sekali dalam waktu 1 menit. Air yang masuk ke dalam clarification zone sudah tidak dipengaruhi oleh gaya putaran oleh agitator, sehingga lumpurnya mengendap. Air yang berada dalam clarification zone adalah air yang sudah jernih.
4. Sand Filter
Penyaring yang digunakan adalah rapid sand fliter (filter saringan cepat). Sand filter jenis ini berupa bak yang beriisi pasir kwarsa yang berfungsi untuk menyaring flok halus dan kotoran lain yang lolos dari klarifier (clearator). Air yang masuk ke filter ini telah dicampur terlebih dahulu dengan klorin dan tawas.
Media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa dan batu dengan mesh tertentu. Air mengalir ke bawah melalui media tersebut.Zat-zat padat yang tidak larut akan melekat pada media, sedangkan air yang jernih akan terkumpul di bagian dasar dan mengalir keluar melalui suatu pipa menuju reservoir.
5. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih yang telah disaring melalui filter, air ini sudah menjadi air yang bersih yang siap digunakan dan harus dimasak terlebih dahulu untuk kemudian dapat di jadikan air minum.
Gambar

Gambar 2.1. Proses Pengolahan Air Minum
A. Zat-zat kimia yang digunakan
a. Tawas
Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh di pasaran serta mudah penyimpanannya. Jumlah pemakaian tawas tergantung kepada turbidity (kekeruhan) air baku. Semakin tinggi turbidity air baku maka semakin besar jumlah tawas yang dibutuhkan. Pemakain tawas juga tidak terlepas dari sifat-sifat kimia yang dikandung oleh air baku tersebut. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Al2(SO4)3 → 2 Al+3 + 3(SO4)-2
Air akan mengalami :
H2O → H+ + OH-
Selanjutnya :
2 Al+3 + 6OH- → 2Al(OH)3
Selain itu akan dihasilkan asam :
3(SO4)-2 + 6H+ → 3H2SO4
Dengan demikian makin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH akan semakin turun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas yang efektif antara pH 5,8-7,4. Apabila alkalinitas alami dari air tidak seimbang dengan dosis tawas perlu ditambahkan alkalinitas, biasanya ditambahkan larutan kapur (Ca(OH)2) atau soda abu (Na2CO3). Reaksi yang terjadi :
Al2(SO4)3 + 3Ca(HCO3)2 → 2Al(OH3) + 3CaSO4 + 6CO2
Al2(SO4)3 + 3Na2CO3 + 3H2O → 2Al(OH3) + 3Na2SO4 + 3CO2
Al2(SO4)3 + 3Ca(OH)2 → 2Al(OH3) + 3CaSO4
b.Kapur
Pengaruh penambahan kapur (Ca(OH)2 akan menaikkan pH dan bereaksi dengan bikarbonat
membentuk endapan CaCO3. Bila kapur yang ditambahkan cukup banyak sehingga pH = 10,5
maka akan membentuk endapan Mg(OH)2. Kelebihan ion Ca pada pH tinggi dapat diendapkan
dengan penambahan soda abu. Reaksinya :
Ca(OH)2 + Ca(HCO)3 → 2CaCO3 + 2H2O
2Ca(OH)2 + Mg(HCO3)2 → 2CaCO3↓ + Mg(OH)2↓ + 2H2O
Ca(OH)2 + Na2CO3 → CaCO3↓ + 2NaOH
c. Klorin
Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai oksidator dan
desinfektan. Sebagai oksidator, klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada
pengolahan air bersih. Untuk mengoksidasi Fe(II) dan Mn(II) yang banyak terkandung dalam air
tanah menjadi Fe(III) dan Mn(III).
Yang dimaksud dengan klorin tidak hanya Cl2 saja akan tetapi termasuk pula asam hipoklorit
(HOCl) dan ion hipoklorit (OCl-), juga beberapa jenis kloramin seperti monokloramin (NH2Cl) dan
dikloramin (NHCl2) termasuk di dalamnya.
Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl dan Ca(OCl)2. Kloramin
terbentuk karena adanya reaksi antara amoniak (NH3) baik anorganik maupun organik
aminoak di dalam air dengan klorin.
Bentuk desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi kualitas yang didesinfeksi
Penambahan klorin dalam bentuk gas akan menyebabkan turunnya pH air, karena terjadi
pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan klorin dalam bentuk natrium hipoklorit akan
menaikkan alkalinity air tersebut sehingga pH akan lebih besar. Sedangkan kalsium hipoklorit
akan menaikkan pH dan kesadahan total air yang didesinfeksi.
A. Pemeriksaan Mutu Air
a. Jar Test
Jar test adalah suatu percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis optimal dari koagulan
(biasanya tawas/alum) yang digunakan pada proses pengolahan air bersih.
Kekeruhan air dapat dihilangkan melalui pembubuhan koagulan. Umumnya koagulan tersebut
berupa Al2(SO4)3, namun dapat pula berupa garam FeCl3 atau sesuatu poly-elektrolit organis.
terbentuk flok. Flok-flok ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid yang tumbuh dan akhirnya bersama-sama mengendap.
Cara kerja :
1. Diambil sampel air baku kira-kira 4 liter
2. Dicek dan dicatat turbidity serta pH awal dari air sampel
3. Disediakan 6 buah beaker glass dan masing-masing diisi dengan 500 ml air sampel
4. Ke dalam masing-masing beaker glass tersebut diinjeksikan alum dengan konsentrasi 1 % dan dengan dosis tawas tertentu untuk tiap beaker glass. Penentuan dosis yang ditambahkan diambil dari tabel estimasi alum untuk turbidity tertentu (range atas dan range bawah)
5. Meletakkan beaker glass pada alat flokulator
6. Diaduk dengan kecepatan 140 rpm selama 5 menit
7. Kemudian pengadukan dilakukan dengan kecepatan 40 rpm selama 10 menit
8. Didiamkan selama 15 menit sampai 30 menit
9. Dicek dan dicatat turbidity untuk masing-masing beaker glass
Perhitungan Penambahan Alum
ml alum = (ppm alum x ml sampel) / konsentrasi
Comperator
A. Comperator pH
1. Sampel dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml
2. Sampel ditetesi dengan indikator Bromthymol Blue (BTB) sebanyak 4-6tetes, lalau diaduk
3. Kemudian dimasukkan di sebelah kiri bagian dalam comperator
4. Dibandingkan warna sampel dengan warna standart pada comperator dengan memutar roda standart comperator, apabila warna tersebut telah sama lalu dibaca nilainya.
B. Comperator Klor
1. Dimasukkan sampel ke dalam tabung sebanyak 10 ml
2. Ditetesi dengan indikator otolidine reagent sebanyak 4-6 tetes, lalu diaduk
3. Tempatkan sampel pada sebelah kanan bagian dalam comperator
4. Nilai sisa klor dihitung dengan membandingkan warna sampel dengan warna standart yang sama




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia.
Tipe-tipe Reaksi Senyawa Organik yaitu sebagai berikut:
1. Reaksi substitusi
2. Reaksi adisi
3. Reaksi Eliminasi
4. Reaksi penataan ulang ( rearrangement)
5. Reaksi oksidasi reduksi (redoks).
Secara garis besar alasan yang melandasi pemisahan bidang kajian kimia organic dan kimia anorganik adalah :
1. jumlah senyawa organik jauh lebih banyak daripada senyawa anorganik.
2. semua senyawa organik mengandung atom karbon, yang mempunyai keunikan dalam hal kemampuannya membentuk rantai dengan sesama atom karbon, dan mempunyai sifat-sifat khas.
Dasar metode ekstraksi cair-cair adalah distribusi senyawa diantara dua fasa cair yang berada dalam keadaan kesetimbangan. Perbandingan konsentrasi di kedua fasa terseut, disebut koefisien distribusi , K , yaitu K = ca/cb. Perpindahan senyawa terlarut dariu satu fasa ke fasa lain akhirnya mencapai keadaan setimbang pada jumlah ekstraksi dilakukan, bukan volume pelarut. Hal ini dinyatakan dengan perhitungan dengan perhintunagan konsentrasi zat terlarut.

Cn = Co [ KV1 / (KV1 + KV2) ] n
Ekstrasi adalah metoda pemisahan yang melibatkan proses pemindahan satu atau ebih senyawa dari satu fasa ke fasa yang lain dan didasarkan pada prinsip kelarutan. Dalam ekstrasi







http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-air/sumber-dan-bahan-pencemar-air/
Brad y, Russel, Hollum.2000.C h e m i st r y .New York: John Wiley & Sons.
Halaman 207
Furniss, B.S., dkk.. 1978, Vogels Textbook of Practical Organik Chemistry, Fourth Edition, The English Language Book Society and Longmans, London
Cheremisinoff N.Paul, Handbook of Water and Wastewater Treatment Technology, Marcel Dekker Inc, New Jersey, 1995 Inc, New Jersey, 1995
Haller J.Edward, Simplified Wastewater Treatment Plant Operations, Technomic Publishing Company, Inc, New York, 1995









METODA PENGAMBILAN CONTOH AIR TANAH
Alat pendingin, Alat ini dapat menyimpan contoh pada 4°C ± 2°C, digunakan untuk menyimpan contoh untuk pengujian sifat fisika dan kimia.
Alat ekstraksi (corong pemisah), Corong pemisah terbuat dari bahan gelas atau teflon yang tembus pandang dan mudah memisahkan fase pelarut dari contoh.
Alat penyaring, Alat ini dilengkapi dengan pompa isap atau pompa tekan serta dapat menahan saringan yang mempunyai ukuran pori 0,45 ìm.
Bahan
Bahan kimia untuk pengawet. Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan di uji (lihat Lampiran B).
Wadah contoh
Persyaratan wadah contoh, Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) terbuat dari bahan gelas atau plastik poli etilen (PE) atau poli propilen (PP) atau teflon (Poli Tetra Fluoro Etilen, PTFE);
b) dapat ditutup dengan kuat dan rapat;
c) bersih dan bebas kontaminan;
d) tidak mudah pecah;
e) tidak berinteraksi dengan contoh.
Persiapan wadah contoh
Lakukan langkah-langkah persiapan wadah contoh, sebagai berikut:
a) Untuk menghindari kontaminasi contoh di lapangan, seluruh wadah contoh harus benar¬benar dibersihkan di laboratorium sebelum dilakukan pengambilan contoh.
b) Wadah yang disiapkan jumlahnya harus selalu dilebihkan dari yang dibutuhkan, untuk jaminan mutu, pengendalian mutu dan cadangan.
c) Jenis wadah contoh dan tingkat pembersihan yang diperlukan tergantung dari jenis contoh yang akan diambil, sebagai berikut:
Wadah contoh untuk pengujian senyawa organik yang mudah menguap (Volatile Organic Compound, VOC)
Siapkan wadah contoh untuk senyawa organik yang mudah menguap, dengan langkah kerja sebagai berikut:
a) cuci gelas vial, tutup dan septum dengan deterjen. Bilas dengan air biasa dan kemudian bilas dengan air bebas analit;
b) bilas dengan metanol berkualitas analisis dan dikeringkan selama 1 jam;
c) keluarkan vial dan biarkan mendingin dalam posisi terbalik di atas lembaran aluminium foil;
d) setelah vial dingin, putar tutup dan septum untuk menutup vial tersebut.
CATATAN Untuk mencegah kontaminasi saat pencucian wadah contoh yang akan digunakan untuk analisa organik, harus dihindari penggunaan sarung tangan plastik atau karet dan sikat.
Wadah contoh untuk pengujian senyawa organik yang dapat diekstraksi
Siapkan wadah contoh untuk senyawa organik yang dapat diekstraksi, dengan langkah kerja sebagai berikut:
1. cuci botol gelas dan tutup dengan deterjen. Bilas dengan air kemudian dengan air bebas analit;
2. masukkan 10 mL aseton berkualitas analisis ke dalam botol dan rapatkan tutupnya, kemudian kocok botol dengan baik agar aseton tersebar merata dipermukaan dalam botol serta mengenai lining teflon dalam tutup.
3. buka tutup botol dan buang aseton dan biarkan botol mengering dan kemudian kencangkan tutup botol agar tidak terjadi kontaminasi baru.
Pengambilan contoh untuk pengujian senyawa organik mudah menguap (Volatile Organic Compound, VOC)
Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa VOC, dilakukan sebagai berikut:
a) selama melakukan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa VOC, sarung tangan lateks harus terus dipakai, sarung tangan plastik atau sintetis tidak boleh digunakan;
b) saat mengambil contoh untuk analisa VOC, contoh tidak boleh terkocok untuk menghindari aerasi, aerasi contoh akan menyebabkan hilangnya senyawa volatil dari dalam contoh;
c) bila menggunakan alat bailer (Gambar 5)
1) jangan menyentuh bagian dalam septa, buka vial VOC 40 mL dan masukkan contoh secara perlahan ke dalam vial hingga terbentuk convex meniscus di puncak vial;
2) tutup vial secara hati-hati dan tidak boleh ada udara dalam vial;
3) balikkan vial dan tahan;
4) bila terlihat gelembung dalam vial, contoh harus diganti dan ambil contoh yang baru.
CATATAN Contoh VOC biasanya dibuat dalam dua atau tiga buah contoh, tergantung kebutuhan laboratorium; ulangi pengambilan contoh bila diperlukan.
Line for lowering and lifting
Rigid teflon tubing
Glass marble-ball and seat valv Teflon extruded rod
Gambar 5 Alat pengambil contoh untuk parameter VOC tipe Bailer
d) seluruh vial diberi label yang jelas, bila menggunakan vial bening bungkus dengan aluminium foil dan simpan dalam tempat pendingin;
e) bila air limbah mengandung residual klorin tambahkan 80 mg Na2SO3 ke dalam 1 L contoh;
f) contoh VOC karena sifatnya yang volatil, maka pengambila contoh dilakukan secara sesaat (grab contoh), bukan komposit.
Pengambilan contoh untuk pengujian senyawa aromatik dan akrolein dan akrilonitril
Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa aromatik dan akrolein dan akrilonitril, dilakukan sebagai berikut:
a) lakukan pengambilan contoh seperti pada butir 8.3 untuk pengujian senyawa aromatik, tetapi vialnya hanya diisi setengah dan sisanya ditambahkan dengan asam dalam jumlah yang diperlukan;
b) untuk pengujian senyawa akrolein dan akrilonitril contoh diatur hingga pH 4 – 5.
c) contoh akrolein dan akrilonitril harus dianalisa dalam waktu 3 hari setelah pengambilan contoh.
Pengambilan contoh untuk pengujian senyawa organik yang dapat diekstraksi
Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian senyawa organik yang dapat diekstraksi, dilakukan sebagai berikut:
a) ambil contoh dengan menggunakan bailer;
d) buka tutup botol gelas 1000 mL secara hati-hati agar tidak menyentuh bagian dalam dari tutup;
e) isi botol hingga 1 cm dari puncak botol;
f) bila satu bailer tidak cukup untuk mengisi botol, tutup botol untuk menghindari kontaminasi contoh dan ambil lagi contoh, dan lanjutkan pengisian botol;
g) bila contoh memerlukan analisa pestisida, pH contoh harus diatur antara pH 5 – 9 dengan menggunakan H2SO4 atau NaOH.
Pengambilan contoh untuk pengujian total logam dan terlarut
Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian total logam dan terlarut, dilakukan sebagai berikut:
a) bilas botol contoh dan tutupnya dengan contoh yang akan dianalisa;
b) buang air pembilas dan isi botol dengan sampel hingga beberapa cm di bawah puncak botol agar masih tersedia ruang untuk menambahkan pengawet dan melakukan pengocokan.
CATATAN Pengambilan contoh untuk pengujian logam terlarut, lakukan penyaringan contoh.
Adsorbable OrganikHalide
Parameter yang biasa digunakan untuk mengukur kadar senyawa organik halogen teradsorbsi di dalam contoh air. Nilai parameter ini dikaitkan dengan bahan kimia yang digunakan pada proses pemutihan pulp dengan CI atau CIO2
Kadar zat organik yang berlebihan dalam air minum tidak diperbolehkan karena selain menimbulkan warna, bau dan rasa yang tidak diinginkan, juga mungkin bersifat toksit baik secara langsung maupun bersenyawa dengan zat lain yang ada. Zat organik yang ada dalam air minum dapat berasal dari alam atau sebagai dampak dari kegiatan manusia. Yang berasal dari alam misalnya asam humat (humic acid) dari daun dan batang pohon yang membusuk; senyawa nitrogen (amina) dan senyawa sulfurik (merkaptan) yang berasal dari organisme yang membusuk.
Total organik karbon (TOC) , Total Carbon (TC), Inorganic Carbon (IC)
TOC adalah jumlah karbon yang terikat dalam suatu senyawa organik dan sering digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari kualitas air atau kebersihan peralatan pabrik. Total Carbon (TC) - semua karbon dalam sample, Total Inorganic Carbon (TIC) - sering disebut sebagai karbon anorganik (IC), karbonat, bikarbonat, dan terlarut karbon dioksida (CO 2); suatu material yang berasal dari sumber non-hidup. Dalam menganalisa TOC, TC, dan IC kita bisa menggunakan TOC analyzer.
Prinsip : Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr2O72- dalam refluks tertutup menghasilkan Cr3+. Jumlah oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mg/L) diukur secara spektrofotometri sinar tampak. Cr2O72- kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 420 nm dan Cr3+ kuat mengabsorpsi pada panjang gelombang 600 nm.
Parameter Air Bersih secara Kimia

1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.

2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.

3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.
PEMERIKSAAN ATAS UNSUR-UNSUR NON LOGAM
Prinsip analisa: mengubah ikatan kovalen menjadi ion-ion.
Senyawa organik mengandung unsur C (karbon). Oleh karena itu untuk mengetahui suatu zat merupakan senyawa organik atau bukan perlu ditunjukkan adanya unsur C tersebut. Cara-cara yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pengarangan/vercaling/pirolisa
Langkah:
Zat dipanaskan dalam cawan porselen dengan syarat api tidak langsung di bawah zat supaya perubahan lebih jelas. Amati gejala pengarangan, yaitu terjadi perubahan warna menjadi cokelat kemudian hitam. Pada pemanasan lebih lanjut, warna hitam akan menghilang. Untuk mempercepat penghilangan warna hitam, dapat ditambahkan HNO3 beberapa tetes. Sebelum terjadi pengarangan mungkin dapat dilihat nyala.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Tidak semua senyawa organik memberikan nyala.
2) Ada senyawa anorganik yang maemberikan nyala pada pemanasan monofosfit dan hipofosfit.
3) Apabila hasil negatif, bukan berarti tidak ada senyawa organik. Ada beberapa senyawa organik yang tidak memberikan pengarangan. Senyawa tersebut antara lain:
a. senyawa yang pada pemanasan akan menyublim/menguap, misalnya: senyawa organik yang cair, kamfer, naftalin, fenol, naftol, fenacetin.
b. Senyawa yang terurai tanpa pengarangan, misalnya:
- Acetat : asam asetat/aseton
- Formiat, oksalat : CO dan CO2
- Cyanida : cyan + logam oksida/karbonat (kalau ada logam)
- Senyawa nitro/ nitrat : cyan
4) Pengamatan mungkin keliru dengan adanya warna hitam dari oksida logam. Misal: CuO, Fe2O3, dsb. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan kepastian adanya unsur C, pada pemanasan lebih lanjut warna hitam harus hilang.
2. Percobaan Penfield
Prinsip: senyawa yang mengandung C apabila dipanaskan dengan PbCrO4 akan menjadi PbCO3 yang pada pemanasan lebih lanjut akan menjadi PbO + CO2. CO2 yang keluar dapat ditunjukan dengan adanya Ba(OH)2 yang akan menghasilkan endapan Ba(CO3)2 berwarna putih.
Pelaksanaan:
1) Untuk zat yang tidak mudah menguap
Dilakukan dalam tabung sempit  = 0,75 cm; panjang= 10 cm.
PbCrO4 dilumerkan dahulu kemudian dihaluskan. Dalam tabung dimasukkan 0,5 gram PbCrO4 dan 25 mg zat. Tabung diletakkan mendatar dan campuran zat dipanaskan dengan Ba(OH)2.
2) Untuk zat yan mudh menguap
Dilakukan dalam tabung sempit  =1,5 cm; panjang=10 cm. PbCrO4 dipijarkan dulu dalam tabung kemudian zat ditambahkan ke dalam pijaran tersebut dan segera tutup dengan gabus (longgar).
Pada pendinginan akan terlihat zat yang tidak terbakar akan menyublim pada dinding tabung. Dengan pemanasan setempat, diusahakan supaya ada bagian dinding yang bersih (untuk meletakkan air barit). Tabung diletakkan mendatar, teteskan air barit dan selanjutnya dilakukan cara 1.
3. Pemijaran dengan CuO
Pelaksanaan: CuO yang halus dipijarkan kemudian didinginkan dalam tabung CuO tersebut dicampur dengan zat yang akan diperiksa (harus kering) dan dipijar lagi. CO2 yang keluar akan dialirkan ke dalam larutn air barit, menyebabkann terjadinya kekeruhan.
II.1.1. Penentuan Unsur N, S, P, dan Halogenida
Untuk penentuan unsur-ubsur N, S, P, dan halogenida dikenal beberapa cara, antara lain:
1. Percobaan Beilstein
2. Percobaan Kjeldahl
3. Percobaan Faraday
4. Percobaan Lassaigne
5. Percobaan Castellana
6. Percobaan Wurzschmin
1. Percobaan Beilstein
Merupakan percobaan pendahuluan terhadap halogen.
Dasar: berdasarkan sifat beberapa senyawa yang dengan pemijaran dengan oksida tembaga membentuk senyawa tembaga yang menguap dan berwarna hijau.
Pelaksanaan:
Pembuatan mutiara oksida
a) Kawat Cu yang bersih dicelupkan ke dalam HNO3, lalu pijar pada nyala oksidasi dari pembakar bunsen. Lakukan berkali-kali.
b) Kawat Cu dipijar, lalu dicelupkan ke dalam oksida termbaga, setelah dipijar:
i. Kawat Cu yang mengandung oksida tembaga dicelupkan pada gas lalu panaskan lagi. Kalau positif akan berwarna hijau.
ii. Untuk zat yang mudah menguap: zat digulung dalam kertas saring. Kalau cair dengn diresapkan pada kertas saring (misal: etil bromida). Masukkan ke dalam lubang udara sambil kawat CuO kita pegang pada nyala.
Kecuali halogenida, senyawa yang juga memberi warna hijau:
1. senyawa nitrogen. Misal: ureum, NH4CNS, (NH4)2SO4, NH4 formiat, beberapa turunan pioridin dan turunan chinolin. Diduga terbentuk cyan tembaga yang mudah menguap.
2. asam borat
Persoalan NaCl (Beilstein negatif)
Hal ini dimungkinkan karena tertutup oleh nyala Na (kuning)
2. Percobaan Kjedahl
Prinsip: senyawa N, dengan H2SO4 diubah menjadi (NH4)2SO4 yang dengan basa membebaskan NH3 yang dapat ditunjukkan dengan pereaksi nessler. Senyawa P diubah menjadi PO43- yang dapat ditunjukan dengan amin molybdat dan HNO3, dimana terbentuk amin fostomolybdat yang berbentuk kristal spesifik bila diamati di bawah mikroskop.
Pelaksanaan:
Dalam tabung reksi dimasukkan 100 mg zat,, tambahkan 10 tetes asam sulfat lalu panaskan sampai larutan jenuh. Seetlah dingin, encerkan dengan satu ml H2O. tambahkan larutan NaOH encer sampai reaksi basa (alkalis). Dinginkan dan periksa dengan satu tetes pereaksi nessler.
Untuk P: setelah destruksi (pengenceran dengan air) tanbahkan HNO3 dan ammonium molybdat. Panaskan, lebih baik tanmbahkan NH4NO3 padat sedikit supaya lebih peka dan terjadi endapan kuning (lihat di mikroskop).
Catatan:
- percobaan ini sangat peka, karena itu sebaiknya dilakukan percobaan blanko tanpa zat untuk mengetahui apakah reagensia tidak mengandung NH3.
- beberapa zat (misal: senyawa diazo, turunan nitro) dengan percobaan ini sukar membebaskan NH3, hal ini dapat diatasi dengan penambahan sukrosa.
3. Percobaan Faraday ( N dan Halogen)
Prinsip: memijar zat dengan CaO dimana senyawa yang mengandung N: NH3, halogen: Ca halogenida.
Pelaksanaan:
100 mg zat dalam tabung reaksi dicampur dengan serbuk CaO. Mula-mula dipanaskan perlahan dengan api kecil, lama-lama suhu dinaikkan sampai pijar kemudian didinginkan. Asbes dipasang dekat ujung tabung dan di atasnya dipasang lakmus merah yang basah. Jika ada N, maka ada NH3 lakmus jadi biru. Halogen akan terdapat sebagai Ca halogenida dalam tabung sisa pijar. Tarik dengan air dan periksa seperti biasa sebagai ion-ion.
Catatan:
- tidak semua senyawa organik yang mengandung N, memberikan NH3 dengan cara ini, misalnmya senyawa nitro diazo. Jadi bila hasil dengan cara ini negatif coba lagi debnagn cara Lassaigne yang lebih umum.
- untuk senyawa yang mudah menguap dipakai tabung lebar. CaO dipijar terlebih dahulu dalam tabung itu lalu ketika panas zat dimasukkan (50 mg atau = 1 tetes).
4. Percobaan Lassaigne
Prinsip: dengan memijar logam Na, maka senyawa organik yang mengandung C, H, O, N, S, P, dan halogen berubah menjadi:
N :NaCN, CN
S : Na2S, S
P : Na3P, PH3
Halogen : Na halogenida
Juga terbentuk NaOH.
Pelaksanaan:
Dalam tabung reaksi dimasukkan sepotong logam Na dan sedikit zat. Mula-mula dipanaskan perlahan pada api kecil, Na mulai meleleh dan tercampur baik dengan zat (tabung dimiringkan agar Na yang meleleh dapat bercampur baik dengan zat). Perlahan-lahan api dibesarkan sampai akhirnya dipijar sampai merah selama ± 10-15 menit.
Tabung didinginkan dan ditambahkan 1 ml air, aduk, didihkan sebentar dan akhirnya disaring dengan kertas saring. Filtrat harus jernih, bila tidak jernih berarti destruksi tidak sempurna dan harus diulang lagi.
Filtrat ini disebut filtrat Lassaigne dan dipakai umtuk penentuan selanjutnya.
Catatan:
- dengan pemijaran yang cukup lama kelebihan logam Na diubah menjadi Na2O sehingga tidak berbahaya kalau kena air.
- bila disamping C, N, ada S, kemungkinann terbentuk CNS yang akan menggangu penentuan N. untuk menghindarkannya, dipakai logam Na berlebih.
5. Percobaan Castellana (Untuk S dan P)
Percobaan ini memakai prosedur yang sama dengan percobaan Lassaigne, bedanya percobaan ini yang dipakai untuk mendestruksi bukan logam Na, tetapi campuran antara Mg dan Na2CO3 dengan perbandingan 1:2. Keuntungan cara ini adalah selain prosesnya lebih cepat, reaksi juga tidak seberbahaya cara Lassaigne karena tidak menggunakan logam Na yang meledak jika bercampur dengan air. Uji ini dapat dipakai untuk memeriksa unsur S dan N dengan cara yang sama seperti cara Lassaigne.
6. Percobaan Wurzschmitt (untuk P)
Dalam sebagian senyawa terapeutik dan farmasetik, fosfor merupakan turunan asam fosfat dan dapatr diidentifikasi sebagai fosfat setelah dihidrolisis. Jika tidak demikian halnya, senyawa fosfor organik didestruksi oksidatif dengan cara memanaskannya dengan asam nitrat atau dengan natrium peroksida dalam bom Wurzschmitt (cawan nikel yang tertutup dan disekrup). Disini juga akan terjadi senyawa fosfat yanga dapat diidentifikasi dengan penambahan ammonium molybdat.
Reaksi:
C, P pada senyawa organik + Na2O2  Na3 PO4
C, P pada senyawa organik + HNO3  H3PO4
Percobaan Wurzschmitt juga dapat digunakan baik untuk identifikasi maupun penentuan kadar unsur lain seperti belerang yang nantinya akan berubah menjadi sulfat
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Limbah cair dapat diartikan sebagai hasil buangan yang berbentuk cair atau liquid. Limbah jenis ini dapat dihasilkan dari kegiatan atau proses di dalam rumah tangga, industri, bahkan kegiatan atau proses di dalam pertambangan. Limbah cair lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar